Kamis, 27 Desember 2012

EKONOMI TEKNIK BAB IV

BAB IV
ANALISIS INCREMENTAL, BENEFIT COST RATIO, ANALISA PAYBACK PERIOD, BREAK EVENT POINT DAN ANALISIS SENSITIVITAS
1.      Analisis Incremental
a.       Pengertian
Analisis Incremental adalah pemilihan atas dua alternatif dengan cara menentukan selisih cash flow dari kedua alternatif, umumnya dipakai untuk menentukan IRR (Internal Rate of Return ) dari dua alternatif yang memiliki keseluruhan cash flow negatif (kecuali nilai sisa). Incremental analysis kadang-kadang disebut analisis marjinal atau analisis diferensial, digunakan untuk menganalisis informasi keuangan yang diperlukan untuk pengambilan keputusan. Lebih jelasnya, ini mengidentifikasi pendapatan yang relevan dan biaya-biaya dari setiap alternatif dan dampak yang diharapkan dari setiap alternatif itu pada pendapatan masa depan. Biasanya Incremental Analysis itu meliputi :
§  Menjual atau memproses secara lanjut
§  Memperbaiki atau membeli baru
§  Menyimpan atau mengganti barang tertentu
§  Membuat atau membeli sejumlah barang tertentu
§  Menjual sekarang atau memproses barang lebih lanjut
§  Menyewa ruangan lain atau melanjutkan kegiatan
§  Melanjutkan atau menghentikan produksi
§  Menerima atau menolak penawaran khusus
§  Perubahan jangka waktu kredit
§  Membuka tempat baru 
§  Membeli atau menyewa
b.      Rumus
Probabilitas (P) bahwa akan ada permintaan barang ke-n sama dengan probabilitas bahwa permintaan barang akan sama atau lebih besar dari n.  Ini berarti tidak akan ada permintaan untuk barang ke-n apabila permintaan barang lebih kecil dari n, sehingga jumlah dari kedua nilai probabilitas ialah satu.
P(D ≥ n) + P(D < n) = 1
Apabila menyediakan barang ke-n dan ada permintaan untuk barang tersebut, kemungkinan akan mengalami kerugian 0 (nol).  Namun, apabila menyediakan barang ke-n dan tidak ada permintaan, maka akan mengalami kerugian karena penyediaan berlebih (over stocking) sebesar :
Lo. EL (Q > n) = Lo . P(D < n)
Apabila tidak menyediakan barang ke-n tetapi ada permintaan untuk barang tersebut, kemungkinan akan mengalami kerugian akibat penyediaan kurang sebesar Lu. Sebaliknya, apabila tidak menyediakan barang ke-n dan tidak ada permintaan untuk barang tersebut, tidak akan mengalami kerugian.  Harapan kerugian karena tidak menyediakan barang ke-n sebesar penyediaan berlebih dikalikan  probabilitas.
EL (Q < n) = Lo . P(D ≥ n)
Syarat yang diperlukan untuk menyediakan barang ke-n ialah apabila harapan menyediakan akan sama atau lebih kecil dari harapan kerugian tidak menyediakan.  Dengan kata lain, dapat dituliskan hubungan berikut:
Lo . P(D < n) ≤ Lu . P(D ≥ n)
Jumlah probabilitas dari kedua kejadian tersebut sama dengan satu, yaitu 
P(D ≥ n) + P(D < n) = 1. Karena P(D ≥ n) = 1 -  P(D < n), maka dapat ditulis
Lo . P(D < n) ≤ Lu . P(D ≥ n)
Lo . P(D < n) ≤ Lu . [1 -  P(D < n)]
 Lo  . P(D < n) ≤ Lu - Lu . P(D < n)
Jika ditambahkan Lu . P(D < n) di kedua belah pihak
Lo . P(D < n) + Lu . P(D < n)  ≤ Lu - Lu . P(D < n) + Lu . P(D < n) Lo . P(D < n) + Lu . P(D < n)  ≤ Lu
P(D < n) . [Lo + Lu]  ≤ Lu
Dengan membagi kedua belah pihak dengan Lo + Lu , diperoleh
P (D < n ) ≤
Hubungan di atas menunjukkan bahwa untuk penyediaan barang ke-n,
probabilitas kumulatif barang kurang atau lebih kecil dari n akan sama atau lebih
kecil dari rasio kerugian karena penyediaan berlebih (Lo) dengan jumlah kerugian
karena penyediaan berlebih dan berkurang (Lo + Lu).
c.       Contoh kasus dan Jawabannya
Analisis Incremental Cost dalam Pengambilan Keputusan untuk Menerima atau Menolak Pesanan Khusus
PT. Monetta memproduksi ikat pinggang dalam pabrik yang berkapasitas 1500 satuan pertahun . Untuk tahun anggaran 2012 perusahaan merencanakan akan memproduksi dan menjual produk tersebut sebanyak 1000 satuan dengan harga jual sebesar Rp.5000 persatuan. Anggaran biaya untuk tahun tsb sbb:
Persatuan                             Total
Biaya Variabel:
By. Produksi variabel                     Rp.800                                   Rp.800.000
By. Komersial variabel                         300                                           300.000
Biaya Tetap:
By.Produksi tetap                                700                                             700.000
By. Komersial tetap                             600                                             600.000
                                                   Rp.2400                               Rp2.400.000                            
Misal perusahaan menerima pesanan khusus sebanyak 350 satuan produk tersebut dari perusahaan lain. Harga yang diminta oleh pemesan Rp.2000 perpesanan.
Pendapatan diferensial :                 350 satuan x Rp.2000             Rp.700.000
Biaya diferensial:
By. Produksi Variabel                                Rp.280.000
By. Komersial Variabel                              Rp.105.000
                                                                                                                     Rp.385.000
Laba Diferensial                                                                            Rp. 315.000     
          
2.      Benefit Cost Ratio
a.       Pengertian
Benefit cost ratio adalah perbandingan nilai ekuivalen semua manfaat terhadap nilai ekuivalen  semua biaya. Nilai ekuivalen dapat dilakukan menggunakan analisis nilai sekarang, nilai yang akan datang atau nilai tahunan. Metoda pemilihan alternatif yang berdasarkan atas dasar Ratio Benefit (B) terhadap Cost (C) yang terjadi pada proyek tertentu ( biasanya proyek pemerintah). Suatu evaluasi yang berdasarkan selisih antara Benefit dan Cost adalah B – C. Kriteria pengambilan keputusan berdasarkan nilai B/C yang diperoleh jika dari dua alternatif yang dibandingkan diperoleh nilai B/C  >  1  maka alternatif dengan biaya yang lebih besar yang dipilih. Namun jika dua alternatif yang dibandingkan nilai B/C < 1 maka alternatif dengan biaya yang lebih kecil yang dipilih.
b.      Rumus
Benefit cost ratio analysis secara matematis merupakan perbandingan nilai ekuivalen semua benefit terhadap nilai ekuivalen semua biaya. Perhitungan ekuivalensi bisa menggunakan salah satu dari beberapa analisis. Contohnya :
B/C=  PWbenefit/(PW cost)=  FWbenefit/FWcost=AWbenefit/AWcost
Untuk kriteria pengambilan keputusan untuk alternatif tunggal adalah dengan cara melihat nilai dari B/C apakah besar dari sama dengan satu atau kecil dari satu.
§  Jika B/C ≥ 1 , maka alternatif investasi atau proyek layak (feasible), diterima
§  Jika B/C < 1 , maka alternatif investasi atau proyek tidak layak (not feasible)
c.       Contoh Kasus dan Jawabannya
Sebuah perusahaan sedang mempertimbangkan untuk membeli peralatan baru seharga Rp.35.000.000. Dengan peralatan baru itu bisa dilakukan penghematan sebesar Rp.500.000 per tahun selama 5 tahun. Pada akhir tahun ke 5 peralatan itu memiliki nilai jual sebesar 40.000.000. apabila tingkat pengembalian 9% per tahun. Apakah pembelian peralatan baru tersebut menguntungkan?
Penyelesaian :
Dengan menggunakan pendekatan present worth maka semua biaya dan benefit ditarik ke present
  B/C=  (500.000 (P/A,9%,5)+40.000.000 (P/F,9 %,5))/35.000.000
B/C=  (500.000 (3,88966)+40.000.000 (0,64993))/35.000.000
  B/C= 0,79 
karena kurang dari 1 maka investasi pembelian peralatan baru tidak layak atau tidak menguntungkan.
3.      Analisa Payback Period
a.       Pengertian
Analisis payback period menghitung waktu yang diperlukan arus kas masuk sama dengan arus kas keluar. Analisis ini biasanya digunakan untuk mengukur tingkat resiko alternatif  berkaitan dengan seberapa cepat nilai investasi dapat dikembalikan. Alternatif dengan periode pengembalian yang lebih singkat merupakan pilihan yang lebih menarik. Hasil analisis payback period hanya menyajikan kecepatan pengembalian investasi. Di harapkan seluruh pendapatan sudah dapat memenuhi syarat seluruh pengeluaran dengan tidak memperhitungkan bunga. Sehingga bisa dikatakan bahwa payback period adalah break event project tanpa menghitung bunga.
Jika payback period suatu investasi kurang dari payback period yang disyaratkan, maka usulan investasi layak diterima semua. Masalah-masalah dgn payback period:
§  Mengabaikan aliran kas masuk setelah periode cutofff. Contoh: $2000 di tahun 3 untuk proyek A diabaikan. Juga $5000 di tahun 5 untuk proyek B. Walaupun $5.000 diganti dgn $50.000, itu tidak mempengaruhi decision pada metode payback period.
§  Metoda payback tidak mempertimbangkan nilai waktu uang.
b.      Rumus
Periode “Payback” menunjukkan berapa lama (dalam beberapa tahun) suatu investasi akan bisa kembali. Periode “Payback” menunjukkan perbandingan antara “initial investment” dengan aliran kas tahunan, dengan rumus umu sebagai berikut :
Payback Period =
Apabila periode payback kurang dari suatu periode yang telah ditentukan proyek tersebut diterima, apabila tidak proyek tersebut ditolak. Jangka waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan nilai investasi melalui penerimaan – penerimaan yang dihasilkan oleh proyek investasi tersebut juga untuk mengukur kecepatan kembalinya dana investasi. Rumus periode pengembalian jika arus kas per tahun jumlahnya berbeda
Payback Period =
Dimana :
n = Tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih belum bisa menutup investasi                   mula-mula
a = Jumlah investasi mula-mula
b = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke – n
c = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n + 1
Semakin lama payback periodnya, semakin jelek siklus keuangan perusahaan tersebut. Payback Period dihitung dengan menambahkan seluruh cash inflow proyek sampai cash in flow-nya positif. konsep yang digunakan:
CF proyek = Net Income + Depresiasi
c.       Contoh Kasus dan Jawabannya
Contoh :
Liverpool Inc. merencanakan untuk membangun fasilitas kebugaran bagi masyarakat umum. Biaya investasi untuk membangun fasilitas ini sebesar Rp 200 M dan fasilitas ini akan memiliki umur ekonomis 4 tahun. Biaya modal proyek ini sebesar 11%. Depresiasi fasilitas ini akan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus tanpa nilai sisa. Informasi mengenai laba bersih (Net Income) dari proyek ini adalah data berikut:
Tahun        1          2          3          4
Net Income           30M     40M     50M     50M
berdasarkan data diatas, hitung:
1. Average Accounting Return (AAR)
2. Payback Period
3. Discounted Period
Penyelesaian:
ARR = rata-rata NI / rata-rata ASSET
rata-rata NI = (30+40+50+50)/ 4
                  = 42,5 M
rata-rata ASSET = (200+0)/ 2
                           = 100 M
jadi AAR = 42,5/ 100
                = 0,425
                = 42,5%
4.      Break Event Points
a.       Pengertian
Dalam beberapa kondisi ekonomi, biaya dari suatu alternatif mungkin merupakan fungsi dari suatu variabel. Jika dua atau lebih alternatif merupakan fungsi dari suatu variabel yang sama, kemudian ingin ditentukan nilai dari variabel tersebut sedemikian hingga biaya kedua alternatif tersebut sama.  Nilai dari variabel yang diperoleh disebut sebagai titik (break-event point).
Jika biaya dari suatu alternatif merupakan fungsi dari satu variabel yang dapat berupa beberapa nilai tertentu maka adalah bermanfaat untuk menentukan nilai suatu variabel dimana biaya minimal. Nilai variabel yang demikian disebut biaya minimal (minimum, cost point). Beberapa alternatif yang merupakan fungsi dengan variabel yang sama dapa dibandingkan berdasarkan, biaya minimal.
b.      Rumus
Jika proyek feasible karena IRR > MARR
                                          NPV > 0
Dan jika tidak feasible karena IRR < MARR
                                          NPV < 0
Rumus BEP untuk menghitung berapa unit yang harus dijual agar terjadi Break Even Point :
Rumus BEP untuk menghitung berapa uang penjualan yang perlu diterima agar terjadi BEP :
c.       Contoh Kasus dan Jawabannya
Contoh :
Fixed Cost suatu toko lampu : Rp.200,000,-
Variable cost    Rp.5,000 / unit
Harga jual   Rp. 10,000 / unit
Penyelesaiannya
Maka BEP per unitnya adalah
                                                 = 40 Units
Artinya perusahaan perlu menjual 40 unit lampu agar terjadi break even point. Pada pejualan unit ke 41, maka took itu mulai memperoleh keuntungan
5.      Analisis Sensitivitas
a.       Pengertian
Analisis sensivitas merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui akibat dari perubahan parameter-parameter produksi terhadap perubahan kinerja system produksi dalam menghasilkan keuntungan. Dengan melakukan analisis sentivitas maka akibat yang mungkin terjadi dari perubahan-perubahan tersebut dapat diketahui dan diantisifikasi sebelumnya.
Contoh :
§  Perubahan biaya produksi dapat mempengaruhi tingkat kelayakan.
Alasan dilakukannya analisis sentivitas adalah untuk mengantisipasi adanya perubahan-perubahan berikut :
§  Adanya cost overrn, yaitu kenaikan biaya-biaya, seperti biaya konstruksi, biaya bahan baku, produksi, dsb.
§  Penurunan produktivitas
§  Mundurnya jadwal pelaksanaan proyek
Tujuan Analisis Sensitivitas : Menilai apa yang terjadi dengan hasil analisis kelayakan suatu kegiatan investasi atau bisnis apabila terjadi perubahan di dalam perhitungan biaya atau manfaat
§  Analisis kelayakan suatu usaha ataupun bisnis perhitungan umumnya di dasarkan pada proyeksi-proyeksi yang mengandung ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi di waktu yang akan datang 
§  Analisis pasca criteria investasi yang digunakan untuk melihat apa yang akan terjadi dengan kondisi ekonomi dan hasil analisisbisnis jika terjadi perubahan atau ketidaktepatan dalam perhitungan biaya atau manfaat 
b.      Rumus
Harga komoditas (product price) akan berpengaruh terhadap revenue recovery dari Au, Ag, Pt, Pd,Se dan slag Pb.
Product price baru = Product price awal + Product price awal x sensitivitas Product price
Misalnya untuk Au dengan sensitivitas product price sebesar 10% dan -10%;
Untuk level sensitivitas 10 %:
            Product price Au = 727.5 USD/oz + 727.5 USD/oz x 10% = 800.25 USD/oz 
Untuk level sensitivitas -10 %:
            Product price Au = 727.5 USD/oz - 727.5 USD/oz x 10% = 654.75 USD/oz
c.       Contoh Kasus dan Jawabannya
Table analisis penggilingan padi (dalam ribu Rp)
Tahun
C
B
B - C
DF 15%
NPV 15%
DF 30%
NPV 30%
DF 50%
NPV 50%
0
5000
0
-5000
1
-5000
1
-5000
1
-5000
1
3000
4000
1000
0.87
870
0.769
769
0.667
667
2
2500
4000
1500
0.756
1134
0.592
888
0.444
666
3
2500
5000
2500
0.658
1645
0.455
1137.5
0.296
740
4
2000
5000
3000
0.572
1716
0.35
1050
0.198
594
5
2000
5000
3000
0.497
1491
0.269
807
0.132
396
6
2000
5000
3000
0.432
1296
0.207
621
0.088
264
7
2000
5000
3000
0.376
1128
0.159
477
0.059
177
8
2000
7000
5000
0.327
1635
0.123
615
0.039
195




NPV=
5915

1364.5

-1301
Hasil analisis :
NPV (pada tingkat discount rate 15% per tahun ) = Rp 5915
 =  2.183
 = 40.24 %
Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar